Ukuran sedang, jari melebar dengan ujung rata. Jari tangan setengahnya berselaput. Tekstur kulit halus tanpa bintil dan lipatan. warna biasanya coklat keabu abuan, satu warna atau dengan bintik hitam atau dengna garis yang jelas memanjang dari kepala sampai ujung tubuh.
Distribusi dan habitat alami spesies ini di Indonesia yakni di Jawa, Bali, dan tersebar merata dari hutan dataran rendah hingga tinggi maupun di kebun-kebun sekitar permukiman manusia. Beraktivitas di atas pohon (arboreal) dan pada siang hari (diurnal). Spesies ini juga lebih sering dikenal dengan nama bunglon kebun, memiliki tubuh berukuran sedang dan berekor panjang menjuntai dan dapat mendapai hingga 4/5 bagian dari panjang total tubuhnya. Dorsal berwarna hijau dan dapat berubah menjadi coklat atau hitam, kuning atau merah kecokelatan. Terdapat crest (jambul) di tengkuk yang panjang dan tumpang tindih hingga punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai). Crest ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak. Dagu dengan kantung dan bertulang lunak yang disebut gular pouch yang berukuran besar. Sisik di bagian ventral terdapat lunas, tympanum besar, dorsal spesimen hijau. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sisi ventral kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tungkai berwarna cokelat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang putih di ujungnya. Ditemukan 3 individu pada malam ari, dan 2 individu pada siang hari saat pengmatan.
Berukuran kecil, kepala runcing dan pendek
dengan tekstur kulit berkerut yang tertutup oleh bintil-bintil panjang
yang tampak tipis. Bintil-bintil ini biasanya memanjang, paralel
dengan sumbu tubuh. Ujung jari tangan tumpul dan tidak melebar.
Jari tangan pertama lebih panjang dari yang kedua. Jari kaki
runcing dengan ujung yang tidak melebar. Bintil metatarsal dalam
bentuk oval atau elips, bintil metatarsal luar yang sangat kecil.
Kulit mempunyai benjolan-benjolan di bagian atas, benjolan sering
berbentuk tidak teratur. Panjang betina 48 - 60 mm dan jantan 32
50 mm.
Habitat : Jenis ini menghuni sawah dan padang rumput di dataran
rendah, jarang sampai 700 m dan dijumpai juga di sekitar kolam
dan sungai. Iskandar (1998) memisahkan jenis yang serupa dengan
Fejervarya limnocharis yang dijumpai di dataran tinggi sebagai
Fejervarya iskandari.
Kepala besar, lebih besar dari tubuh, dan bulat;
mata cenderung besar dan melotot. Ujung jari bulat, ibu jari
berselaput pada dasarnya. Kulitnya halus dengan jaringan alur-alur
rendah, lipatan supratimpanik sampai ke pangkal lengan. Jantan
berukuran sampai 60 mm dan betinanya sampai 70 mm. Iris
berwarna merah, punggung kehitaman dengan bercak-bercak bulat
telur atau bulat yang lebih gelap, permukaan perut keputih-putihan
dengan bercak hitam. Spesimen muda dilaporkan berwarna
kebiruan. Berudu : Berudu berukuran besar, panjang totalnya
mencapai 4,8 mm. Tubuhnya berwarna kehitaman dengan bentuk
badan membulat. Bukaan mulut mengarah ke bawah, disekeliling
tepian mulutnya terdapat bintil-bintil. Posisi mata menghadap ke
arah dorsolateral, spirakel terliha jelas dibagian ventral.
Habitat : Biasanya terbatas di daerah berhutan. Berudu : Umum
ditemukan pada aliran sungai atau anak sungai di sekitar hutan. Ditemukan 6 individu selama pengamatan