Panduan dokumentasi lumut menggunakan kamera DSLR
Seringkali mengidentifikasi lumut menjadi kendala karena harus melakukan pengamatan secara mikroskopis. Tetapi ada trik yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil identifikasi yang setidaknya dapat mencapai tingkat famili dan genus hanya menggunakan kamera DSLR.
Disini saya menggunakan kamera DSLR Canon EOS 3000D dengan lensa kit 18-55mm dan lensa tele 70-300mm. Berikut adalah trik dan alat yang saya gunakan:
- Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenai perlengkapan tambahan. Untuk membuat lensa menjadi lebih tajam dan berfungsi sebagai makrofotografi, diperlukan alat tambahan seperti lensa tambahan Raynox atau dengan reverse ring. Disini saya menggunakan lensa Raynox karena cukup praktis untuk digunakan.
- Jumlah cahaya yang masuk akan sangat mempengaruhi kualitas gambar. Biasanya saya menggunakan pengaturan dengan ISO 200, apertur f/20, dan kecepatan shutter 1/200s. Dengan catatan saya menggunakan flash agar tidak terpaku pada cahaya matahari. Cahaya yang cukup dan aperture yang tinggi akan menghasilkan foto objek yang lebih tajam.
- Sudut pengambilan gambar juga perlu diperhatikan. Dalam identifikasi lumut, kita memerlukan karakteristik yang hanya dapat dilihat dari sudut tertentu. Misal, pada ujung daun, sisi abaksial, sisi adaksial, area basal daun, tepi daun, dan struktur generatif seperti spora atau gemma. Oleh karena itu, ketika pengambilan gambar perlu dilakukan pada sudut tertentu dan melihat apakah karakteristik yang diperlukan untuk identifikasi dapat terlihat atau tidak
Selain tiga tips di atas, dapat juga dilakukan proses pengeditan seperti penyesuaian kontras dan cahaya agar menampilkan foto lumut yang lebih jelas. Setelah itu dapat diupload di iNaturalist untuk identifikasi atau dengan membandingkan karakteristik yang terdapat pada buku panduan identifikasi seperti Alan Eddy (1988) atau Gradstein (2011).
Jika ada yang ingin ditanyakan atau memberi masukan, silahkan kirim di komentar. Semoga bermanfaat
